Thursday, December 4, 2014

allohumma sebelum illaa (huruf istitsna)

No comments :
belajar nahwu shorof
Lafadz allohumma yang jatuh sebelum lafadz illaa terkadang menjadikan kita bertanya-tanya dibalik keberadaanya. Sah-sah saja kitab bertanya tentang itu, karena biasanya lafadz اللهم digunakannya tidak bersandingan dengan illaa.
Untuk menjawab itu, kita bisa membaca beberapa referensi di bawah ini:

اللَّهُمَّ، تسْتَعْمل على ثَلَاثَة أنحاء: الأول: للنداء الْمَحْض، وَهُوَ ظَاهر. وَالثَّانِي: للإيذان بندرة الْمُسْتَثْنى، كَمَا يُقَال: اللَّهُمَّ إلاَّ أَن يكون كَذَا. وَالثَّالِث: الْبَدَل على تَيَقّن الْمُجيب فِي الْجَواب المقترن هُوَ بِهِ، كَقَوْلِك لمن قَالَ: أَزِيد قَائِم؟ اللَّهُمَّ نعم. أَو: اللَّهُمَّ لَا. كَأَنَّهُ يُنَادِيه تَعَالَى مستشهداً على مَا قَالَه من الْجَواب

  عمدة القاري شرح صحيح البخاري ،   2|21

(اللَّهُمَّ) كلمة تسْتَعْمل فِي النداء مثل يَا الله وَقد تَجِيء بعْدهَا إِلَّا فَتكون للإيذان بندرة الْمُسْتَثْنى مثل اللَّهُمَّ إِلَّا أَن يكون كَذَا أَو للدلالة على تَيَقّن الْمُجيب للجواب المقترن بِهِ مثل اللَّهُمَّ نعم
المعجم الوسيط 1/25
dari referensi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan lafadz "allohumma" ada 3 macam:
1. digunakan untuk nida secara murni
2. yang kedua berfungsi untuk menandai langkanya sesuatu yang dikecualikan (almustatsna)
3. mewakili ungkapan keyakinan penjawab atas jawaban yang diucapkannya.
Adapun pengi'robannya adalah seperti biasanya dalam mengi'robi lafadz Allohumma.

No comments :

Post a Comment